Tampil Beda Kampus STIE Hidayatullah

Share post:

JARUM jam menunjukkan pukul 01:30 dini hari. Suasana di Kampus Hidayatullah Depok, Jawa Barat, malam itu tampak sepi. Di salah satu sudut bangunan komplek, di sisi selatan masjid, terdengar ada orang yang menggedor gedor pintu dari luar.

Bangunan yang luasnya sekira 15 x 10 meter persegi itu memiliki 3 pintu. Semua pintu digedor. Tak lama kemudian, penghuni membuka pintu. Lampu dinyalakan.

“Bangun, ayo bangun!”
“Shalat, shalat, shalat!”

Suara lantang itu terdengar membangunkan para mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Hidayatullah yang menghuni asrama representatif itu.

Pintu asrama itu digedor oleh instruktur dari SAR Hidayatullah yang mengawal kegiatan Training Center (TC) 40 Hari STIE Hidayatullah sejak beberapa hari ini.

Tidak saja di lapangan dan di ruang kelas, instrukur juga memberlakukan peraturan ketat dalam rutinitas shalat 5 waktu tak terkecuali tahajjud. Mahasiswa harus bangun dan bersiap mendirikan shalat malam yang dimulai tepat pukul 02:00.

Instruktur SAR Hidayatullah Irwan Harun mengatakan pembekalan 40 hari ini diisi dengan berbagai kegiatan training dalam rangka meningkatkan kompetensi potensi Search and Rescue (SAR) mahasiswa dimana STIE Hdiayatullah sendiri merupakan SRU SAR Hidayatullah.

Selain baris berbaris, selama 14 hari pertama mahasiswa mendapatkan materi Medical First Responder (MFR), navigasi darat, climbing mountaineering, vertikal rescue, pelatihan teknis pertolongan di permukaan air dan pengenalan lanjutan search and rescue.

“Kegiatan ubudiyah seperti shalat lima waktu dan shalat lail juga berjalan dengan disiplin,” kata Harun yang juga Ketua Umum SAR Hidayatullah ini.

Dalam pendampingan ini, instruktur SAR Hidayatullah melibatkan pakar di bidangnya seperti ahli MFR, navigasi darat, climbing mountaineering, dan instruktur vertikal rescue. Hal ini agar mahasiswa dapat menyerap pengalaman dan materi langsung dari spesialisnya.

Irwan berharap dari kegiatan ini lahir sosok pribadi yang berkarakter pemimpin, taat, dan memiliki basic rescue yang tanggap dan siaga bencana untuk Indonesia Maju

“Kami berharap program TC 40 Hari ini menjadi program nasional bahkan menjadi bagian dari kurikulum sesuai kebutuhan dan jenjang strata pendidikan yang ada,” katanya.

Pembekalan guna memantapkan kapasitas mahasiswa yang sebelumnya telah menjalani pengabdian masyarakat atau KKN beberapa bulan di masyarakat.

Ketua STIE Hidayatullah Muhammad Saddam, S.E., M.Ak mengatakan pembekalan ini untuk membangun mentalitas disiplin, selain sebagai wahana mengeratkan soliditas.

“Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk karakter lulusan STIE Hidayatullah sebagai kampus dengan visi melahirkan sarjana penggerak pembangunan, terintegrasi dengan nilai-nilai tauhid serta kaya dengan kearifan lokal berbasis pesantren,” kata Saddam.

Dia menyebutkan, mahasiswa yang mengikuti Training Center ini adalah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari STIE Hidayatullah. Terlebih bagi mahasiswa yang mendapatkan beasiswa ada ikatan dinas.

Saddam menambahkan dengan TC ini diharapkan para lulusan bisa menjadi instruktur SAR, instruktur gerakan mengajar membaca Al Quran, instruktur Satuan Karya Pramuka (SAKA) untuk profesi SAR, serta instruktur Medical First Rescue (MFR).

“Mereka yang mengikuti Training Center ini adalah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari STIE Hidayatullah dan mahasiswa boarding yang akan ditugaskan di daerah seluruh Indonesia,” ucapnya seperti dilansir laman Sevima Community di Kumparan.

Dengan materi pelatihan yang diberikan, diharapkan kelak sarjana ini bisa menjadi ujung tombak dalam penanganan bencana dimanapun ia berada.

Tampil Beda

Terobosan STIE Hidayatullah menggulirkan program TC ini terbilang istimewa dan tampil beda, apalagi ditengah gempuran gaya hidup dewasa ini cenderung memanjakan generasi muda dengan berbagai kemudahan di dalamnya yang bisa bikin betah rebahan.

Ada sejumlah aturan yang harus dipatuhi mahasiswa selama mengikuti pembekalan 40 hari ini, diantaranya tidak boleh pegang HP kecuali pada waktu yang ditetapkan. Jika ketahuan, ada konsekwensi tidak ringan yang ditanggung.

Pada 14 hari pertama TC ini mahasiswa diberikan latihan search and rescue dengan beragam materi cakupan di dalamnya. Yang tak kalah keren, pada 14 hari berikutnya merupakan kegiatan eksplorasi khsusus akademik yakni membuat karya ilmiah dan jurnal ilmiah.

“STIE Hidayatullah membangun budaya riset selain melahirkan karakter lulusan yang kelak menjadi muharrik dakwah dimanapun berada,” kata Saddam.

Sementara pada 10 hari terakhir selanjutnya berkaitan adalah materi dengan gerakan mengajar belajar Al Quran (MBA) dan SAKA.

Training Center 40 hari STIE Hidayatullah ini merupakan kolaborasi dengan pihak SAR Nasional Hidayatullah, Persaudaraan Dai Indonesia (Posdai), Pemuda Hidayatullah, serta DPP Hidayatullah.

Salah seorang mahasiswa, Ilham Adha, mengaku baru kali ini mengikuti training semacam ini dan merasa senang karena mendapat banyak pengalaman baru yang tak terlupakan.

“Terutama masalah disiplin bang. Kita tidak boleh terlambat dalam semua kegiatan. Saya dapat pelajaran berharga di sini tentang bagaimana pentingnya waktu,” kata mahasiswa jurusan akuntansi asal Tarakan ini.

Training Center 40 Hari STIE Hidayatullah merupakan terobosan yang baik untuk melahirkan sarjana penggerak pembangunan yang berilmu, beriman, bertakwa, dan berdedikasi tinggi dalam pengabdian masyarakat sebagaimana diamanatkan tri dharma perguruan tinggi.

Semoga inisiatif keren STIE Hidayatullah ini semakin meluas dan kian meneguhkan peran perguruan tinggi dalam pembentukan karakter yang diharapkan mampu mencetak lulusan berkualitas dan berdedikasi tinggi sehingga mampu membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih maju.

TIM KAMPUS NEWS

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

Related articles

Melalui Workshop “Seraya” Mahasiswa LSPR Promosikan Budaya Indonesia

JAKARTA - Kreatifitas selalu lekat dengan generasi muda, terlebih bagi mereka yang berkecimpung di dunia kampus sebagai mahasiswa....

Inilah Daftar Perguruan Tinggi Terbaik di Batam

SIAPA yang tak tahu Batam. Tentu saja nama kota ini tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia bahkan...

Inovasi Produk Syariah dan Ketersediaan Sumberdaya Insani

SEKARANG banyak negara yang mengeluarkan beragam produk yang menyasar ekosistem muslim dengan brand halal. Tentu saja fenomena tersebut...

27 Pemuda Indonesia Ikuti Program Sapa Dunia di Malaysia dan Thailand

JAKARTA - Sebanyak 27 pemuda dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti program Menyapa Dunia #2 di Malaysia dan...